Yogyakarta, SAWIT INDONESIA – Keluarga Alumni Instiper Yogyakarta (KAINSTIPER) memiliki tradisi yang baik sebelum melaksanakan Musyawarah Nasional (Munas) untuk pergantian kepengurusan. Yaitu mengadakan Dialog Interaktif dengan berbagai tema isu-isu strategis.
Salah satunya memberikan perhatian yang cukup besar pada konflik sosial yang terjadi di perkebunan kelapa sawit yang dikelola perusahaan. Perhatian itu, diwujudkan dengan mengadakan Dialog Interaktif dengan mengusung tema “Membuka Tabir Konflik Sosial di Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia” (studi kasus di Kalimantan Tengah). Kegiatan ini, kolaborasi KAINSTIPER, GAPKI Kalteng dan INSTIPER Yogyakarta, diadakan pada Jum’at (27 Oktober 2023), di Grha Instiper Yogyakarta.
Ketua KAINSTIPER, Priyanto Puji Sulistyo menyampaikan bahwa kegiatan Dialog Interaktif yang diadakan merupakan gawean dari rangkaian kegiatan Munas KAINSTIPER.
“Kami memang punya tradisi sebelum Munas mengadakan dialog untuk menyampaikan berbagai pemikiran strategis yang berkaitan dengan dunia pertanian dan perkebunan. Utamanya membahas isu-isu strategis, mengingat beberapa waktu lalu banyak kejadian-kejadian yang mengganggu operasional perusahaan kelapa sawit,” ujarnya, saat ditemui di sela-sela acara Dialog Interaktif, pada Jum’at (27 Oktober 2023).
“Pada kesempatan ini, kami dalam Dialog Interaktif dengan tema Membuka Tabir Konflik Sosial di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi Kasus di Kalimantan Tengah). Tema ini hasil diskusi dengan beberapa teman di KAINSTIPER dan komunitas penggiat kelapa sawit. Dan, merespon adanya konflik sosial dengan masalah yang beragam. Seperti masalah plasma (kemitraan), program CSR, peluang kerja dan legalitas perusahaan,” imbuh Priyanto.
Menurutnya, dengan kejadian-kejadian (konflik sosial) yang masif, terutama di Kalimantan Tengah (Kalteng). “Kami berpikir kejadian yang terjadi di Kalteng mempresentasikan di daerah-daerah lain, karena tidak menutup kemungkinan terjadi di daerah lain. Maka, kami angkat studi kasus (konflik sosial) di Kalteng. Kenapa di Kalteng, karena beberapa waktu lalu terjadi kasus dan menjadi isu nasional, untuk itu kami angkat isu tersebut menjadi tema Dialog Interaktif,” jelas Priyanto.
Dalam pelaksanaan Dialog Interaktif, pra MUNAS KAINSTIPER, terbagi terbagi menjadi dua yakni Dialog Interaktif dengan tema dan lokasi yang berbeda.
Untuk Dialog Interaktif tema Membuka Tabir Konflik Sosial di Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama menghadirkan narasumber Dr. Agustin Teras Narang, S.H, M.H (anggota DPR RI Dapil Kalimantan Tengah), Halikinnor, S.H, M.H (Bupati Kotawaringin Timur), Kimang Damai (Tokoh Pemuda Dayak Kalimantan Tengah), Dr. Ir. Rawing Rambang, M.P (Ketua LSM Minyak Pembulun Kalimantan Tengah).
Sementara, di sesi kedua Dialog Interaktif yang menghadirkan para narasumber dari Perusahaan perkebunan kelapa sawit, anggota Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) cabang Kalteng.
Di lokasi yang berbeda, Dialog Interaktif juga diadakan dengan tema “Membangun Ketahanan Pangan Nasional” dengan paparan dari narasumber yang kalah menarik. Yaitu Sejarah dan potensi pangan di Indonesia, refleksi kegagalan program dan kebijakan ketahanan pangan di Indonesia; ketergantungan impor. Dan, solusi mencapai keberhasilan ketahanan pangan di Indonesia; kebijakan dan program.
Rektor INSTIPER, Dr. Harsawardana, M.Eng mengatakan pihaknya menyambut baik kegiatan (Dialog Interaktif) yang diadakan KAINSTIPER, sebagai rangkaian pra Munas.
“Kami bangga ada kolaborasi antara perusahaan, pemerintah, alumni Instiper dan institusi Pendidikan (INSTIPER) dalam satu forum (dialog) untuk membahas isu-isu strategis. Semoga melalui dialog bisa mendapatkan pencerahan dalam mencegah dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi di perkebunan kelapa sawit,” katanya, dalam sambutan singkat.
“Kami sampaikan terima kasih, telah mempercayakan INSTIPER sebagai tempat diadakan Dialog Interaktif,” imbuh Harsawardana.